Tuesday, December 18, 2007

My FirSt Love

My First Monkey Love

Namaku Lia, aku adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri favorit di kota Depok. Aku suka menulis cerita tentang kehidupan pribadiku. Mungkin suatu saat nanti aku akan mengirimkan salah satu ceritaku ke kantor majalah atau ke Produser (apa bisa??). Apapun itu, sekarang aku mau menceritakan kisah yang tidak pernah ku lupa. Ini adalah kisah nyata yang pernah ku alami. Kisah tentang cinta pertamaku, aku lupa namanya, tapi kalau tidak salah beginilah ceritanya.

Dimulai ketika aku TK kira-kira umurku empat s.d lima tahun, ketika itu aku mau dimasukkan ke taman kanak kanak oleh ibuku. Aku masi sangat lucu dan polos, menulis aku tidak bisa bahkan berbicara pun terkadang masih blepotan. Disana aku bertemu banyak sekali anak yang aku tidak kenal, aku sedih, ingin menangis rasanya, tetapi air mataku tidak keluar. Karena aku terlihat sangat pendiam kemudian guruku bercerita macam-macam kepadaku, yang ku ingat aku menjadi senang dan bersemangat kembali. Dia adalah guru pertamaku, Bu Shinta namanya. Karena Bu Shinta, aku tidak takut orang asing lagi bahkan aku mungkin menjadi anak yang hiperaktif (menurut orang banyak, anak yang masih kecil lebih bagus jika ia memiliki sifat yang hiperaktif). Aku mulai menjadi anak yang mereportkan orang banyak, aku banyak berbicara, banyak berceloteh, tentunya aku juga banyak mempunyai teman.

Ada satu orang teman yang menurutku dialah yang paling dekat denganku saat itu. Karena aku lupa namanya, sebut saja namanya ‘Adit’. Dia adalah anak yang sangat baik (menurutku), dia selalu menemaniku di saat aku sedang sedih, senang, gembira, dan aku selalu bermain dengannya.

Setiap sore tak lupa dia selalu mengajakku untuk bermain sepeda, aku selalu diboncenginya, berjalan-jalan hanya berdua dengannya sangat menyenangkan bagiku. Pernah suatu hari setelah hujan reda, kami berjalan-jalan disekitar perumahan kami dan melihat sebuah pelangi yang sangat besar di ujung jalan. Pelangi itu sangat cantik sehingga timbul rasa keingintahuanku untuk melihatnya lebih dekat. Yang lucunya aku berkata pada Adit kalau aku ingin sekali naik ke atas pelangi tersebut dan membawanya pulang kerumah untuk dipamerkan kepada Ibuku! (betapa bodohnya aku ketika itu ^-^).

Ketika Adit mengayuh sepeda menuju ke pelangi tersebut, aku heran, mengapa kami tak sampai-sampai ke pelangi tersebut padahal pelangi tersebut tidak pergi kemana-mana. Lalu aku bilang ke Adit “Ayo Adit yang bener donk... ntar pelanginya pergi ke Laut (saat itu aku berpikir bahwa pelangi akan muncul didaerah yang banyak orang baik dan hilang di tengah Lautan)”. Walau pun aku tau dia sudah lelah mengayuh sepeda tetapi aku tidak perduli, aku ingin sekali pelangi itu. Dengan sekuat tenaga Adit mengayuh sepeda ke arah pelangi tersebut. Mungkin karena terlalu capek atau karena jalan yang tidak rata, sepeda kami mulai kehilangan keseimbangan. Kami berdua jatuh dan berdarah. Aku menangis sedangkan Adit hanya bisa kebingungan melihatku menangis, tangisanku tambah parah ketika aku tau jika kedua gigi depanku tanggal. Sakit rasanya... (hikhikhik.. T.T). Gara-gara kejadian itu aku malu memperlihatkan gigiku yang ompong dua di depan, aku malu jika gigiku ditertawakan oleh semua orang apalagi ditertawakan oleh teman SDku. Sedihnya . . .

Akh.... kembali ke tema awal, selepas aku selesai TK aku dimasukkan ke sebuah SD yang tidak jauh dari Perumahan aku tinggal (ketika itu aku tinggal disalah satu perumahan elit di kota Bekasi dan perumahan tersebut dikelilingi oleh sungai, cantik sekali...). SD itu terletak dipinggiran sungai bekasi, SD yang tidak terlalu bagus tetapi juga tidak terlalu jelek. Aku senang sekali sekolah disana, ada Adit, Putri, Oki, teman TKku dulu.

Hari-hari diSD aku lalui dengan sangat bahagia.. setiap hari aku selalu bermain. Aku mempunyai banyak teman baru, mereka bernama Dian, Heidy, Indah, Novika, Mayang, Putri, dll. Entah apa mereka masih mengingatku saat ini. Walaupun sudah SD tetapi aku dan Adit tetap sering bermain bersama, kami setiap sore selalu melakukan acara rutin kami, bersepeda.

Saat-saat bersama Adit tak akan berlangsung lama. Sejak aku naik ke tingkat dua, Adit pindah, aku tidak tahu dia hendak pindah kemana. Aku tidak pernah bertemu dengannya lagi setelah itu.

~The End Of The Story~

Update your status via Lily Kinomoto